WELCOME TO MYBLOG...
Selamat Datang Sahabat, kawan, dan teman-teman Semua

Jumat, 30 September 2011

Arti dari sebuah Kepahitan/Kegagalan


Pada suatu pagi. datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah ke tempat seorang kakek tua di sebuah hutan.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Sang pemuda  menceritakan semua masalahnya kepada pk tua.
Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama, la lalu mengambil segenggam Kopi, dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya Kopi itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang pemuda. sambil meludah kesamping.
Pak Tua itu, sedikit tersenyum, la. lalu mengajak anak muda ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam kopi dengan jumlah yg sama, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air. mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat pemuda itu selesai mereguk air , Pak Tua berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".
"Segar", sahut pemuda itu. "Apakah kamu merasakan Pahit di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. 'Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. la lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam Kopi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
Tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu. akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar